Kesucian
Cinta
Untuk
pertama kalinya aku mulai menulis diary. Aku mulai menulis seperti ini karena
untuk pertama kalinya aku mencintai seorang wanita secara sungguh-sungguh.
Wanita tersebut begitu spesial bagiku selain paras yang cantik nan rupawan
tetapi dia memiliki naruni hati yang suci. Iman agamanya sangatlah bagus,tak
seperti wanita pada umumnya. Dia begitu suci nan mempesona,wajah polos dan
lugunya membuat hati ini berdegup kencang. Ku mencoba mendekatinya meskipun dia
selalu menghindariku. Ku berusaha untuk memikat hatinya,bukan hanya aku saja
yang menyukainya. Melainkan para laki-laki di desaku yang begitu menyukainya,
dia memang wanita yang sangatlah cantik, tak salah jika dia disebut kembang
desa. Semua laki-laki berlomba-lomba untuk memikat hatinya. Namun sama
saja,semuanya di tolak mentah-mentah olehnya. Jujur sebenarnya naluriku takut
untuk mengungkapkannya,karena dari seluruh teman-teman ku semuanya ditolak
olehnya. Apalagi aku yang jauh keren dan sempurna di bandingkan dengan temanku.
Hari
jum’at habis shalat maghrib aku mencoba mendekatinya setelah dia baca
Al-Qur’an. Ku paksakan hatiku untuk memberanikan diri untuk mengungkapkan
semuanya. Meskipun dari gerak tubuh sangatlah menolak untuk mengungkapkan isi
hatiku padanya. Namun sebagai pria sejati aku mulai memberanikan diri untuk
berbicara padanya.
Aldi : “assalamu’alaikum.”
Ucapku dengan nada terbata-bata.
Rika : “iya
wa’alaikumussalam. Ada apa mas?” Ucapnya sambil tersenyum padaku
Aldi : “dek
boleh minta waktunya sedikit gak? Mas mau bicara sebentar.”
Rika : “iya
boleh. Mau bicara apa?”
Aldi
: “maaf sebelumnya,aku hanya ingin
mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Aku gak ingin ada beban lagi di
hatiku. Rik, udah 1 tahun lebih aku menyukaimu. Sejak awal,aku memang menyukaimu.
Dari dulu,waktu kita masih duduk dibangku SMA aku sudah menyukaimu. Maaf aku
baru bisa mengatakannya sekarang,sebab aku tahu diri tak mungkin juga kamu
menyukai laki-laki sepertiku yang jauh dari kata sempurna seperti halnya lelaki
yang telah menembakmu sebelum-sebelumnya. Aku dengar banyak tentang kamu
menolak para lelaki tersebut,jujur sebenarnya aku takut akan mengakuan ini.
Sebab aku takut kamu malah benci denganku sedangkan kamu selalu menghindariku
ketika kita berpapasan. Bukan hanya menghindariku menyapaku pun kamu jarang
Rik. Sungguh wanita yang hebat kamu Rik,kamu gak seperti wanita lain pada
umumnya,kamu berbeda dengan mereka. Rik aku katakan sekali lagi padamu,aku
menyukaimu Rik,aku cinta sama dek Rika. Rika,apa kamu mau jadi pacarku?” penjelasanku
dengan kringat dingin dan dada yang berdegup teramat kencang.
Rika
: “maaf kan aku mas Aldi,aku gak bisa
jawab sekarang. Boleh aku minta waktu seminggu?” dengan seulas senyum dibibir
manisnya.
Aldi
: ku menghembuskan nafas yang teramat
panjang dan mengatakan “iya Rik,mas akan menunggu jawabanmu satu minggu lagi.”
Setelah
beberapa menit aku dan Rika bercakap-cakap tak lama kemudian adzan isya’ mulai
berkumandang. Ku tak menyadari akan kehadiran panggilan ALLAH SWT untuk
menjalankan perintahnya yaitu shalat. Aku hanya duduk termenung di hadapan
wanita yang ku sukai tersebut.
Rika
: “mas Aldi,shalat isya’ dulu. Mas gak
adzanin musholla ini? Jangan bengong mulu mas. Ayo adzanin.” Cakap Rika ketika
membuyarkan lamunanku.
Aldi
:” eh… Iya maaf tadi aku gak sadar
kalau sudah isya’. Ya sudah aku mau ngambil air wudhlu dulu Rik. Apa mau
barengan ke tempat wudhlunya?” ajak ku ke Rika dengan harapan yang tinggi.
Rika
: “iya boleh. Mari mas.” Senyumnya yang
melambungkan keikhlasan.
Setelah
selesai mengambil air wudhlu aku segera mengumandangkan adzan dengan hati dan
pikiran yang masih kacau balau. Nadaku agak kelantur,untungnya masih bisa ku
kendalikan dengan baik,sehingga gak malu-maluin di depan Rika. Setelah adzan
aku langsung mengumandangkan pujian yang biasanya disenandungkan oleh Rika.
Betapa terkejutnya dia saat aku mengumandangkan pujian tersebut. Rika tersenyum
kepadaku begitupun aku langsung membalasnya. Setelah selesai aku mengiqomahkan
dan mulai shalat isya’ berjamaah.
Sesudah
shalat isya’ aku memutuskan untuk tetap tinggal di musholla sejenak untuk
menenangkan pikiranku yang masih kacau balau. Ku berusaha menenangkannya dengan
membaca Al-Qur’an sebentar untuk menghilangkan rasa gundah yang ada di hati dan
pikiranku. Ketika aku habis membaca surah Al Fatihah tiba-tiba Rika
menghampiriku.
Rika :”mas Aldi
gak pulang?” sapanya
Aldi :”nanti
saja Rik. Masih pengen disini.”
Rika
:”oh. Iya sudah aku pulang dulu
mas,jangan lupa nanti lampunya di matikan sama pintunya dikunci. Duluan mas
assalamu’alaikum.”
Aldi
:”iya Rik. Lagian kan masih ada pak
ustadz juga kan? Iya wa’alaikumussalam,hati-hati dijalan Rik. Apa mau aku antar
pulang sampai rumah Rik?”
Rika
:”em,gak usah mas. Mas lanjutin aja
ngajinya.” Lalu bergegas meninggalkan ku dengan senyumannya lagi yang membuatku
melambung ke atas genteng musholla.
Setelah
ku melihat kepergiannya dari jauh ku mulai membaca Al-Qur’an dengan segenap
hatiku. Ayat demi ayat ku baca dengan nada dan lafal yang jelas seperti halnya
yang telah diajarkan oleh guru ngajiku dulu. Setelah membaca Al-Qur’an tiba-tiba
pak ustadz mendekatiku dan menyapaku.
Ustadz
:”belum pulang nak Aldi?”
Aldi :”iya
pak,belum. Masih pengen disini pak.” Jawabku
Ustadz :”dari wajahmu sepertinya nak Aldo lagi banyak
pikiran. Boleh saya tahu permasalahan yang dihadapi oleh nak Aldi?”
Aldi
:”iya pak. Jadi gini pak,saya lagi
menyukai wanita yang dari dulu aku idam-idamkan pak. Tadi aku sudah
mengungkapkan isi hatiku padanya. Tapi entah kenapa hatiku merasa ada yang aneh
pak. Bukannya lega melainkan tambah pikiran tentang jawabannya yang akan
diberikan satu minggu pak.”
Ustadz
:” kamu menyukai nak Rika bukan? Dari cara kamu menatapnya sehari-hari berbeda
dengan yang lain. Tatapanmu lebih tulus dan memiliki makna yang sangat besar.
Apa benar tebakanku nak?”
Aldi
:”benar pak. Benar sekali,dari dulu
aku memang menyukai Rika pak. Tapi kayaknya Rika tak menyukaiku pak. Karena
setiap aku berpapasan atau bertemu dia tak pernah menyapaku bahkan melihatku.
Dia selalu menghindariku pak.”
Ustadz
:”tak ada yang gak mungkin di dunia ini nak. Semua kejadian pasti mungkin
terjadi nak, seperti halnya perasaan mu terhadap nak Rika. Kamu berpikiran
bahwa nak rika tak menyukaimu dikarenakan tak pernah menyapa bahkan melihat mu.
Itu salah nak,maslah seperti itu bukan berarti dia tak menyukaimu. Sebagai
wanita yang sholehah seperti nak Rika sangatlah tidak mungkin untuk melihat
seseorang yang bukan mahramnya. Apa lagi kamu dan nak Rika belum menjadi
pasangan yang syah dalam agama. Benar sekali pedoman nak Rika,sebab jikalau dia
menuruti hawa nafsunya mungkin dia tak akan menjadi wanita sholehah seperti
sekarang ini. Coba nak Aldi fahami dari sisi nak Rika sebagai muslimah dalam
ilmu agama yang telah nak Aldi pelajari selama ini.”
Aldi
:”iya juga ya pak. Benar sekali yang
bapak sampaikan. Terima kasih pak,mungkin aku ini lagi di uji oleh ALLAH SWT
dalam kemantapan hatiku untuk memiliki wanita yang ku cintai dengan aturan
agama.”
Ustadz
:”iya nak. Lain kali harus hati-hati soal percintaan. Sebab di era zaman
sekarang ini percintaan tak mengenal aturan agama sama sekali. Mereka hanya
ikut-ikutan budaya asing yang sungguh diluar ajaran Islam. Berhati-hatilah
dalam setiap tindakan,sebab satu kesalahan yang telah kau perbuat orang akan
selalu mengingatnya.meskipun perbuatan baikmu sangatlah banyak,namun karena
satu keslahan saja semuanya akan sia-sia saja nak. Ingat pesan ku itu nak,sebab
remaja sekarang banyak yang mengerti apa itu aturan agama yang sesungguhnya.”
Aldi
:”siap pak. Terima kasih bapak telah
mengingatkan saya. Sekali lagi terima kasih pak.” Ucapku sambil mencium tangan
pak ustadz.
Ustadz
:”ya sudah ini mau pulan apa mau tetap tinggal di musholla ini?”
Aldi
:”pulanglah pak. Nanti malah dicari
orang tuaku. Pak ustadz pulang dulu aja saya masih pengen disini 5 menit lagi”
Ustadz
:”ya sudah mari nak. Assalamu’alaikum.”
Aldi
:”iya apak. Wa’alaikumussalam.”
Setelah
beberapa menit pak ustadz meninggalkan ku,aku berusaha mencari arti dari semua
ucapan pak ustadz yang telah disampaikan kepadaku barusan. Ku mencoba mencari
makna dan arti yang sebenarnya,hingga beberapa menit aku baru menyadarinya.
Makna yang ku dapat “jika ingin memiliki wanita yang kau inginkan maka
berta’aruflah dan jika kedua belah pihak memang saling suka maka segeralah
menikah. Bukan pacaran,sebab pacaran akan menambah kita pada dosa.” Dalam hati
ku bergumam,mungkin Rika ingin aku segara melamarnya atau tidak menikahinya
agar dia menjadi wanita yang masih tetap suci di mata Sang Pencipta. Aku faham
akan jalanmu Rik, sebenarnya kau ingin laki-laki yang sungguh-sungguh
mencintaimu di jalan Allah. Dan jika memang laki-laki tersebut menyukaimu maka
berta’aruf atau tidak menikahimu agar kau terhindar dari kata pacaran. Aku
faham sekarang Rik,aku siap menunggu jawabanmu satu minggu lagi.
Setelah
beberapa menit aku bergumam sendiri,aku memutuskan untuk pulang kerumah.
Sesampai dirumah aku menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuaku bahwa
aku ingin meminang Rika untuk menjadi istri syahku. Itupun aku harus menunggu
kepastian jawaban dari Rika satu minggu lagi,jika memang dia menyukaiku maka
akan ku pinang dia secara agama dan ku nikahi wanitaku tersebut. Alhamdulillah
orang tuaku sangatlah mendukungku,sebab kedua orang tuaku sangatlah menharapkan
menantu seperti Rika.
Satu
minggu yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Tepat jam 17.59 aku berangkat ke
musholla dan mengumandangkan adzan maghrib dan mengharapkan kehadiran Rika.
Sebab setelah aku mengungkapkan isi hati ku satu minggu yang lalu hari
kemudiannya Rika tak kunjung datang ke musholla untuk melaksanakan shalat
setiap harinya. Mungkin dia sedang ada halangan bagi seorang wanita pada
umumnya. Ku berusaha sabar menunggunya dan menyimpan rinduku yang begitu
teramat menggebu-gebu.
Adzan
maghrib telah ku kumandangkan,namun Rika tak kunjung datang untuk shalat
berjama’ah. Sempat terselip perasaan buruk ku terhadapnya “mungkin dia tak
datang sebab pertanyaanku yang membuatnya tak enak untuk menolak ku. Mungkin
dia gak ingin aku mencintainya” gumam ku dalam hati. Detik demi detik ku
pandangi jam dinding,dan sekarang iqomah telah di ucapkan tiba-tiba beberapa
menit kemudian Rika datang dengan tergesa-gesa. Dengan nafas yang tidak
teratur,mungkin dia habis lari karena sudah telat. Pada malam itu perasaanku
lega seketika,wajah murungku berubah menjadi cerah. Rika tersenyum kepadaku dan
aku pun juga membalas senyumannya yang teramat manis sekali.
Shalat
maghrib telah ku laksanakan dengan berjama’ah,selanjutnya aku mengambil
Al-Qur’an,saat mengambil Al-Qur’an secara tidak sengaja aku berpapasan dengan Rika
dan mengambil secara bersamaan. Rika hanya tersenyum tak terucap satu kata
dalam bibirnya. Ku mencoba menyapanya.
Aldi :
“assalamu’alaikum. Kemana saja Rik? Kenapa baru kelihatan?”
Rika :”
wa’alaikumussalam. Eh iya ada halangan mas.”
Aldi : “em. Oh ya
Rik,ku tunggu jawabanmu setelah ngaji.”
Rika :”iya mas.”
Sesudah
berbincang kamipun kembali ketempat masing-masing untuk ngaji. Perasaanku
sangat kacau, antara galau dan gundah menjadi satu. Dada ku berdegup kencang
tak seperti biasanya. Mungkin karena penasaran akan jawaban dari sang pujaan
hatiku. Keringat dingin mulai bercucucuran tak menentu,ku baca ayat demi ayat dengan
jelas dan benar. Dengan nada terbata-bata sebab di imbangi dengan perasaan yang
kacau.
Setelah
baca Al-Qur’an ku menunggu Rika di depan pintu masuk musholla wanita. Ku duduk
sambil melihatnya yang sangat khusyu’ membaca ayat Al-Qur’an. Dalam batinku
betapa sempurnanya ciptaan mu Ya Allah. Begitu suci paras dan tingkahnya.
Sungguh wanita yang shalehah yang telah kau ciptakan untuk kaum Adam. Begitu
dalam lamunanku tak sadar ternyata Rika telah di hadapanku.
Rika :”mas
Aldi!” suaranya yang membuatku kaget.
Aldi :”astaughfirullahalladzim.”
Kagetku.
Rika
:”hahaha. Mas Aldi lagi ngalamun toh.
Ngalamunin siapa? Kok sampai segitunya kaget.” Senyum manisnya terpancar begitu
jelas. Baru pertama kalinya aku melihat senyuman Rika begitu lebar,menambah
kesan cantiknya.
Aldi
:”hehehe.” Garuk-garuk kepala yang gak
terasa gatal “gak kok Rik. Cuman ngalamunin kamu saja waktu kamu ngaji begitu
hangat terdengar di telinga mas.”
Rika
:”Alhamdulillah. Makasih mas.”
Senyap
mulai terasa,tak ada satu kata yang terucap,kita berdua diam seketika seperti
tak ada tanda-tanda kehidupan. Hehehe. Setelah beberapa menit senyap aku mulai
memberanikan diri untuk meminta jawaban dari Rika.
Aldi
:”Rik,mas mau menanyakan tentang
pertanyaanku satu minggu yang lalu. Bagaimana jawabanmu Rik?” perasaan mulai
tak menentu.
Rika
:”em iya mas. Sebelumnya aku minta maaf
mas sudah membuatmu menunggu begitu lama. Saya jujur saja sama mas,sebenarnya
Rika juga suka sama mas,dari dulu mas. Dari SMA hatiku hanya ada mas Aldi
seorang,aku menolak semua laki-laki lain hanya karena ingin menikmati rasa
cinta ku terhadap mas Aldi. Soal aku tidak pernah menyapa mas Aldi aku minta maaf.
Bukan itu maksudku mas,aku hanya takut dengan godaan syaitan yang begitu
dahsyat terhadap hamba Allah. Aku hanya takut dengan sapaanku bisa menjadi
sebuah kemaksiatan,aku hanya ingin menghindari semua itu sebisa ku mas. Ku
harap mas bisa memakluminya. Jika mas ingin ngajak aku pacaran maaf aku gak
bisa mas. Sebab pacaran bisa membuat kita terjerumus pada hal kemaksiatan.”
Jelas Rika.
Betapa
terkejutnya hatiku mendengar penjelasan dari wanita yang ada didepanku ini.
Hatiku begitru berdesir dan berdegup tambah kencang,perasaan bahagia bercampur
tidak kepercayaan membuatku tambah gugup.
Aldi
:”benarkah isi hatimu itu Rik? Yang
sama menyukaiku sejak SMA? Maafkan aku yang tak tahu menahu tentang perasaanmu
Rik. Iya aku ngerti Rik,aku juga tahu pacaran akan menjerumuskan kita pada
kemaksiatan. Aku menembak mu karena aku ingin tahu isi hatimu dan segera
meminangmu secepatnya Rik. Agar tak menjadi fitnah dikalangan tetangga kita.
Kan ku bicarakan ini kepada kedua orang tuaku,bahwasannya aku ingin meminangmu segera.”
Rika
:”Alhamdulillah. Maksih mas sudah bisa
mengerti perasaanku. Akan ku tunggu pinanganmu mas.”
Aldi
:”iya Rik. Shalat yuk? Udah waktunya
isya’. Mari ngambil air wudhlu bareng.” Ajak ku.
Rika
:”iya mas. Mari.”
Setelah
itu kami menunaikan perintah Allah yaitu shalat isya’. Sesudah shalat
isya’,kami pulang bersamaan tetapi masih menjaga jarak. Sebab takut fitnahan
orang yang ada di luar rumah. Aku mengantarnya sampai rumah hingga dia masuk
rumah dengan aman. Setelah mengantarnya aku memutuskan pulang dan membicarakan
soal Rika menerimaku kepada orang tuaku.
Tiga hari
kemudian aku memutuskan untuk meminang wanita pujaanku. 24 Maret 2006 adalah
hari dimana aku meminang wanitaku. Aku kerumah Rika bersama kedua orang tua ku
dan beserta kerabat-kerabatku. Pada malam itu Rika begitu tampak cantik dengan
balutan jilbab putih dan olesan make up diwajah sucinya. Begitu terlihat cahaya
kesucian wajahnya. Dia duduk dihadapanku bersama kedua orang tuanya. Setelah
berbincang-bincang antar keluarka pihak pria dan wanita kini waktunya
pertukaran cincin. Aku memakaikan cincin di jari manisnya begitupun juga
sebaliknya. Setelah pertukaran cincin,waktu memutuskan hari pernikahan kami
berdua. Dengan kesepakatan kedua keluarga memutuskan tanggal 01 Aril 2006 tepat
pada hari kematian kakak ku. Kami menentukan hari tersebut agar kakak ku yang
ada disana juga bisa merasakan kebahagiaan yang kini ku rasakan bersama Rika.
Tiba
dihari yang telah dinanti-nanti yaitu 01 April 2006 hari pernikahan kami. Aku
begitu gugup mengucap kalimat pernikahan. Tapi Alhamdulillah lancer tak ada
kesalahan sama sekali. Aku sangat merasakan kehadiran kakak ku dalam pesta
pernikanku ini. Begitu lengkap dalam keluarga ku,meskipun dalam kenyataannya
kurang. Kami berdua sangat bahagia dengan pernikahan ini. Begitupun
teman-temanku yang lainnya,Alhamdulillah mereka sudah mengikhlaskan Rika untuk
jadi istri syahku. Mereka begitu ikhlas menerima kenyataan,meskipun pada
awalnya sempat terjadi perkelahian antara aku dan teman-teman ku yang tak
setuju dengan pernikahan kami. Namun,lambat laun mereka menyadari bahwa cinta
itu tak bisa di paksakan. Dan apabila jodoh itu sudah ada di tangan Allah.
Selang
beberapa bulan dari pernikahan kami,Alhamdulillah dengan restu Allah kami di
karuniai putra dan putri kembar. Lahir secara normal meskipun sempat terjadi
pendarahan yang di alami istriku. Syukur Alhamdulillah bayi dan juga istriku
selamat. Kini kami telah menjadi keluarga yang lengkap. Kami berjanji untuk
selalu menjadi keluarga yang utuh dan keluarga yang adil dalam mendididk anak
kami. Putra pertamaku wajahnya mirip dengan almarhum kakak ku,sedangkan putriku
mirip dengan ibunya,dengan wajah yang suci nan tentram seperti ibundanya.
Bahwasannya
dengan diawali hubungan yang suci dan tak melanggar aturan Allah kita kan
mendapatkan hasil yang sungguh luar biasa indahnya. Sebab cinta yang diawali
dengan kesucian akan terlahir benih yang suci pula. Namun jika hubungan sudah
diawali dengan perbuatan maksiat akan berujung dengan kemaksiatan pula. Allah
itu Maha Tahu dan Maha Adil dalam setiap perbutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar