Selasa, 25 Oktober 2016

cerpen menyentuh kesucian cinta


Kesucian Cinta

 

          Untuk pertama kalinya aku mulai menulis diary. Aku mulai menulis seperti ini karena untuk pertama kalinya aku mencintai seorang wanita secara sungguh-sungguh. Wanita tersebut begitu spesial bagiku selain paras yang cantik nan rupawan tetapi dia memiliki naruni hati yang suci. Iman agamanya sangatlah bagus,tak seperti wanita pada umumnya. Dia begitu suci nan mempesona,wajah polos dan lugunya membuat hati ini berdegup kencang. Ku mencoba mendekatinya meskipun dia selalu menghindariku. Ku berusaha untuk memikat hatinya,bukan hanya aku saja yang menyukainya. Melainkan para laki-laki di desaku yang begitu menyukainya, dia memang wanita yang sangatlah cantik, tak salah jika dia disebut kembang desa. Semua laki-laki berlomba-lomba untuk memikat hatinya. Namun sama saja,semuanya di tolak mentah-mentah olehnya. Jujur sebenarnya naluriku takut untuk mengungkapkannya,karena dari seluruh teman-teman ku semuanya ditolak olehnya. Apalagi aku yang jauh keren dan sempurna di bandingkan dengan temanku.

          Hari jum’at habis shalat maghrib aku mencoba mendekatinya setelah dia baca Al-Qur’an. Ku paksakan hatiku untuk memberanikan diri untuk mengungkapkan semuanya. Meskipun dari gerak tubuh sangatlah menolak untuk mengungkapkan isi hatiku padanya. Namun sebagai pria sejati aku mulai memberanikan diri untuk berbicara padanya.

Aldi    : “assalamu’alaikum.” Ucapku dengan nada terbata-bata.

Rika    : “iya wa’alaikumussalam. Ada apa mas?” Ucapnya sambil tersenyum padaku

Aldi    : “dek boleh minta waktunya sedikit gak? Mas mau bicara sebentar.”

Rika    : “iya boleh. Mau bicara apa?”

Aldi    : “maaf sebelumnya,aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Aku gak ingin ada beban lagi di hatiku. Rik, udah 1 tahun lebih aku menyukaimu. Sejak awal,aku memang menyukaimu. Dari dulu,waktu kita masih duduk dibangku SMA aku sudah menyukaimu. Maaf aku baru bisa mengatakannya sekarang,sebab aku tahu diri tak mungkin juga kamu menyukai laki-laki sepertiku yang jauh dari kata sempurna seperti halnya lelaki yang telah menembakmu sebelum-sebelumnya. Aku dengar banyak tentang kamu menolak para lelaki tersebut,jujur sebenarnya aku takut akan mengakuan ini. Sebab aku takut kamu malah benci denganku sedangkan kamu selalu menghindariku ketika kita berpapasan. Bukan hanya menghindariku menyapaku pun kamu jarang Rik. Sungguh wanita yang hebat kamu Rik,kamu gak seperti wanita lain pada umumnya,kamu berbeda dengan mereka. Rik aku katakan sekali lagi padamu,aku menyukaimu Rik,aku cinta sama dek Rika. Rika,apa kamu mau jadi pacarku?” penjelasanku dengan kringat dingin dan dada yang berdegup teramat kencang.

Rika    : “maaf kan aku mas Aldi,aku gak bisa jawab sekarang. Boleh aku minta waktu seminggu?” dengan seulas senyum dibibir manisnya.

Aldi    : ku menghembuskan nafas yang teramat panjang dan mengatakan “iya Rik,mas akan menunggu jawabanmu satu minggu lagi.”

          Setelah beberapa menit aku dan Rika bercakap-cakap tak lama kemudian adzan isya’ mulai berkumandang. Ku tak menyadari akan kehadiran panggilan ALLAH SWT untuk menjalankan perintahnya yaitu shalat. Aku hanya duduk termenung di hadapan wanita yang ku sukai tersebut.

Rika    : “mas Aldi,shalat isya’ dulu. Mas gak adzanin musholla ini? Jangan bengong mulu mas. Ayo adzanin.” Cakap Rika ketika membuyarkan lamunanku.

Aldi    :” eh… Iya maaf tadi aku gak sadar kalau sudah isya’. Ya sudah aku mau ngambil air wudhlu dulu Rik. Apa mau barengan ke tempat wudhlunya?” ajak ku ke Rika dengan harapan yang tinggi.

Rika    : “iya boleh. Mari mas.” Senyumnya yang melambungkan keikhlasan.

          Setelah selesai mengambil air wudhlu aku segera mengumandangkan adzan dengan hati dan pikiran yang masih kacau balau. Nadaku agak kelantur,untungnya masih bisa ku kendalikan dengan baik,sehingga gak malu-maluin di depan Rika. Setelah adzan aku langsung mengumandangkan pujian yang biasanya disenandungkan oleh Rika. Betapa terkejutnya dia saat aku mengumandangkan pujian tersebut. Rika tersenyum kepadaku begitupun aku langsung membalasnya. Setelah selesai aku mengiqomahkan dan mulai shalat isya’ berjamaah.

          Sesudah shalat isya’ aku memutuskan untuk tetap tinggal di musholla sejenak untuk menenangkan pikiranku yang masih kacau balau. Ku berusaha menenangkannya dengan membaca Al-Qur’an sebentar untuk menghilangkan rasa gundah yang ada di hati dan pikiranku. Ketika aku habis membaca surah Al Fatihah tiba-tiba Rika menghampiriku.

Rika    :”mas Aldi gak pulang?” sapanya

Aldi    :”nanti saja Rik. Masih pengen disini.”

Rika     :”oh. Iya sudah aku pulang dulu mas,jangan lupa nanti lampunya di matikan sama pintunya dikunci. Duluan mas assalamu’alaikum.”

Aldi     :”iya Rik. Lagian kan masih ada pak ustadz juga kan? Iya wa’alaikumussalam,hati-hati dijalan Rik. Apa mau aku antar pulang sampai rumah Rik?”

Rika     :”em,gak usah mas. Mas lanjutin aja ngajinya.” Lalu bergegas meninggalkan ku dengan senyumannya lagi yang membuatku melambung ke atas genteng musholla.

          Setelah ku melihat kepergiannya dari jauh ku mulai membaca Al-Qur’an dengan segenap hatiku. Ayat demi ayat ku baca dengan nada dan lafal yang jelas seperti halnya yang telah diajarkan oleh guru ngajiku dulu. Setelah membaca Al-Qur’an tiba-tiba pak ustadz mendekatiku dan menyapaku.

Ustadz          :”belum pulang nak Aldi?”

Aldi    :”iya pak,belum. Masih pengen disini pak.” Jawabku

Ustadz :”dari wajahmu sepertinya nak Aldo lagi banyak pikiran. Boleh saya tahu permasalahan yang dihadapi oleh nak Aldi?”

Aldi     :”iya pak. Jadi gini pak,saya lagi menyukai wanita yang dari dulu aku idam-idamkan pak. Tadi aku sudah mengungkapkan isi hatiku padanya. Tapi entah kenapa hatiku merasa ada yang aneh pak. Bukannya lega melainkan tambah pikiran tentang jawabannya yang akan diberikan satu minggu pak.”

Ustadz :” kamu menyukai nak Rika bukan? Dari cara kamu menatapnya sehari-hari berbeda dengan yang lain. Tatapanmu lebih tulus dan memiliki makna yang sangat besar. Apa benar tebakanku nak?”

Aldi     :”benar pak. Benar sekali,dari dulu aku memang menyukai Rika pak. Tapi kayaknya Rika tak menyukaiku pak. Karena setiap aku berpapasan atau bertemu dia tak pernah menyapaku bahkan melihatku. Dia selalu menghindariku pak.”

Ustadz :”tak ada yang gak mungkin di dunia ini nak. Semua kejadian pasti mungkin terjadi nak, seperti halnya perasaan mu terhadap nak Rika. Kamu berpikiran bahwa nak rika tak menyukaimu dikarenakan tak pernah menyapa bahkan melihat mu. Itu salah nak,maslah seperti itu bukan berarti dia tak menyukaimu. Sebagai wanita yang sholehah seperti nak Rika sangatlah tidak mungkin untuk melihat seseorang yang bukan mahramnya. Apa lagi kamu dan nak Rika belum menjadi pasangan yang syah dalam agama. Benar sekali pedoman nak Rika,sebab jikalau dia menuruti hawa nafsunya mungkin dia tak akan menjadi wanita sholehah seperti sekarang ini. Coba nak Aldi fahami dari sisi nak Rika sebagai muslimah dalam ilmu agama yang telah nak Aldi pelajari selama ini.”

Aldi     :”iya juga ya pak. Benar sekali yang bapak sampaikan. Terima kasih pak,mungkin aku ini lagi di uji oleh ALLAH SWT dalam kemantapan hatiku untuk memiliki wanita yang ku cintai dengan aturan agama.”

Ustadz :”iya nak. Lain kali harus hati-hati soal percintaan. Sebab di era zaman sekarang ini percintaan tak mengenal aturan agama sama sekali. Mereka hanya ikut-ikutan budaya asing yang sungguh diluar ajaran Islam. Berhati-hatilah dalam setiap tindakan,sebab satu kesalahan yang telah kau perbuat orang akan selalu mengingatnya.meskipun perbuatan baikmu sangatlah banyak,namun karena satu keslahan saja semuanya akan sia-sia saja nak. Ingat pesan ku itu nak,sebab remaja sekarang banyak yang mengerti apa itu aturan agama yang sesungguhnya.”

Aldi     :”siap pak. Terima kasih bapak telah mengingatkan saya. Sekali lagi terima kasih pak.” Ucapku sambil mencium tangan pak ustadz.

Ustadz :”ya sudah ini mau pulan apa mau tetap tinggal di musholla ini?”

Aldi     :”pulanglah pak. Nanti malah dicari orang tuaku. Pak ustadz pulang dulu aja saya masih pengen disini 5 menit lagi”

Ustadz :”ya sudah mari nak. Assalamu’alaikum.”

Aldi     :”iya apak. Wa’alaikumussalam.”

          Setelah beberapa menit pak ustadz meninggalkan ku,aku berusaha mencari arti dari semua ucapan pak ustadz yang telah disampaikan kepadaku barusan. Ku mencoba mencari makna dan arti yang sebenarnya,hingga beberapa menit aku baru menyadarinya. Makna yang ku dapat “jika ingin memiliki wanita yang kau inginkan maka berta’aruflah dan jika kedua belah pihak memang saling suka maka segeralah menikah. Bukan pacaran,sebab pacaran akan menambah kita pada dosa.” Dalam hati ku bergumam,mungkin Rika ingin aku segara melamarnya atau tidak menikahinya agar dia menjadi wanita yang masih tetap suci di mata Sang Pencipta. Aku faham akan jalanmu Rik, sebenarnya kau ingin laki-laki yang sungguh-sungguh mencintaimu di jalan Allah. Dan jika memang laki-laki tersebut menyukaimu maka berta’aruf atau tidak menikahimu agar kau terhindar dari kata pacaran. Aku faham sekarang Rik,aku siap menunggu jawabanmu satu minggu lagi.

          Setelah beberapa menit aku bergumam sendiri,aku memutuskan untuk pulang kerumah. Sesampai dirumah aku menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuaku bahwa aku ingin meminang Rika untuk menjadi istri syahku. Itupun aku harus menunggu kepastian jawaban dari Rika satu minggu lagi,jika memang dia menyukaiku maka akan ku pinang dia secara agama dan ku nikahi wanitaku tersebut. Alhamdulillah orang tuaku sangatlah mendukungku,sebab kedua orang tuaku sangatlah menharapkan menantu seperti Rika.

          Satu minggu yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Tepat jam 17.59 aku berangkat ke musholla dan mengumandangkan adzan maghrib dan mengharapkan kehadiran Rika. Sebab setelah aku mengungkapkan isi hati ku satu minggu yang lalu hari kemudiannya Rika tak kunjung datang ke musholla untuk melaksanakan shalat setiap harinya. Mungkin dia sedang ada halangan bagi seorang wanita pada umumnya. Ku berusaha sabar menunggunya dan menyimpan rinduku yang begitu teramat menggebu-gebu.

          Adzan maghrib telah ku kumandangkan,namun Rika tak kunjung datang untuk shalat berjama’ah. Sempat terselip perasaan buruk ku terhadapnya “mungkin dia tak datang sebab pertanyaanku yang membuatnya tak enak untuk menolak ku. Mungkin dia gak ingin aku mencintainya” gumam ku dalam hati. Detik demi detik ku pandangi jam dinding,dan sekarang iqomah telah di ucapkan tiba-tiba beberapa menit kemudian Rika datang dengan tergesa-gesa. Dengan nafas yang tidak teratur,mungkin dia habis lari karena sudah telat. Pada malam itu perasaanku lega seketika,wajah murungku berubah menjadi cerah. Rika tersenyum kepadaku dan aku pun juga membalas senyumannya yang teramat manis sekali.

          Shalat maghrib telah ku laksanakan dengan berjama’ah,selanjutnya aku mengambil Al-Qur’an,saat mengambil Al-Qur’an secara tidak sengaja aku berpapasan dengan Rika dan mengambil secara bersamaan. Rika hanya tersenyum tak terucap satu kata dalam bibirnya. Ku mencoba menyapanya.

Aldi    : “assalamu’alaikum. Kemana saja Rik? Kenapa baru kelihatan?”

Rika    :” wa’alaikumussalam. Eh iya ada halangan mas.”

Aldi    : “em. Oh ya Rik,ku tunggu jawabanmu setelah ngaji.”

Rika    :”iya mas.”

          Sesudah berbincang kamipun kembali ketempat masing-masing untuk ngaji. Perasaanku sangat kacau, antara galau dan gundah menjadi satu. Dada ku berdegup kencang tak seperti biasanya. Mungkin karena penasaran akan jawaban dari sang pujaan hatiku. Keringat dingin mulai bercucucuran tak menentu,ku baca ayat demi ayat dengan jelas dan benar. Dengan nada terbata-bata sebab di imbangi dengan perasaan yang kacau.

          Setelah baca Al-Qur’an ku menunggu Rika di depan pintu masuk musholla wanita. Ku duduk sambil melihatnya yang sangat khusyu’ membaca ayat Al-Qur’an. Dalam batinku betapa sempurnanya ciptaan mu Ya Allah. Begitu suci paras dan tingkahnya. Sungguh wanita yang shalehah yang telah kau ciptakan untuk kaum Adam. Begitu dalam lamunanku tak sadar ternyata Rika telah di hadapanku.

Rika    :”mas Aldi!” suaranya yang membuatku kaget.

Aldi    :”astaughfirullahalladzim.” Kagetku.

Rika     :”hahaha. Mas Aldi lagi ngalamun toh. Ngalamunin siapa? Kok sampai segitunya kaget.” Senyum manisnya terpancar begitu jelas. Baru pertama kalinya aku melihat senyuman Rika begitu lebar,menambah kesan cantiknya.

Aldi     :”hehehe.” Garuk-garuk kepala yang gak terasa gatal “gak kok Rik. Cuman ngalamunin kamu saja waktu kamu ngaji begitu hangat terdengar di telinga mas.”

Rika     :”Alhamdulillah. Makasih mas.”

          Senyap mulai terasa,tak ada satu kata yang terucap,kita berdua diam seketika seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Hehehe. Setelah beberapa menit senyap aku mulai memberanikan diri untuk meminta jawaban dari Rika.

Aldi    :”Rik,mas mau menanyakan tentang pertanyaanku satu minggu yang lalu. Bagaimana jawabanmu Rik?” perasaan mulai tak menentu.

Rika    :”em iya mas. Sebelumnya aku minta maaf mas sudah membuatmu menunggu begitu lama. Saya jujur saja sama mas,sebenarnya Rika juga suka sama mas,dari dulu mas. Dari SMA hatiku hanya ada mas Aldi seorang,aku menolak semua laki-laki lain hanya karena ingin menikmati rasa cinta ku terhadap mas Aldi. Soal aku tidak pernah menyapa mas Aldi aku minta maaf. Bukan itu maksudku mas,aku hanya takut dengan godaan syaitan yang begitu dahsyat terhadap hamba Allah. Aku hanya takut dengan sapaanku bisa menjadi sebuah kemaksiatan,aku hanya ingin menghindari semua itu sebisa ku mas. Ku harap mas bisa memakluminya. Jika mas ingin ngajak aku pacaran maaf aku gak bisa mas. Sebab pacaran bisa membuat kita terjerumus pada hal kemaksiatan.” Jelas Rika.

          Betapa terkejutnya hatiku mendengar penjelasan dari wanita yang ada didepanku ini. Hatiku begitru berdesir dan berdegup tambah kencang,perasaan bahagia bercampur tidak kepercayaan membuatku tambah gugup.

Aldi    :”benarkah isi hatimu itu Rik? Yang sama menyukaiku sejak SMA? Maafkan aku yang tak tahu menahu tentang perasaanmu Rik. Iya aku ngerti Rik,aku juga tahu pacaran akan menjerumuskan kita pada kemaksiatan. Aku menembak mu karena aku ingin tahu isi hatimu dan segera meminangmu secepatnya Rik. Agar tak menjadi fitnah dikalangan tetangga kita. Kan ku bicarakan ini kepada kedua orang tuaku,bahwasannya aku ingin meminangmu segera.”

Rika    :”Alhamdulillah. Maksih mas sudah bisa mengerti perasaanku. Akan ku tunggu pinanganmu mas.”

Aldi    :”iya Rik. Shalat yuk? Udah waktunya isya’. Mari ngambil air wudhlu bareng.” Ajak ku.

Rika    :”iya mas. Mari.”

          Setelah itu kami menunaikan perintah Allah yaitu shalat isya’. Sesudah shalat isya’,kami pulang bersamaan tetapi masih menjaga jarak. Sebab takut fitnahan orang yang ada di luar rumah. Aku mengantarnya sampai rumah hingga dia masuk rumah dengan aman. Setelah mengantarnya aku memutuskan pulang dan membicarakan soal Rika menerimaku kepada orang tuaku.

          Tiga hari kemudian aku memutuskan untuk meminang wanita pujaanku. 24 Maret 2006 adalah hari dimana aku meminang wanitaku. Aku kerumah Rika bersama kedua orang tua ku dan beserta kerabat-kerabatku. Pada malam itu Rika begitu tampak cantik dengan balutan jilbab putih dan olesan make up diwajah sucinya. Begitu terlihat cahaya kesucian wajahnya. Dia duduk dihadapanku bersama kedua orang tuanya. Setelah berbincang-bincang antar keluarka pihak pria dan wanita kini waktunya pertukaran cincin. Aku memakaikan cincin di jari manisnya begitupun juga sebaliknya. Setelah pertukaran cincin,waktu memutuskan hari pernikahan kami berdua. Dengan kesepakatan kedua keluarga memutuskan tanggal 01 Aril 2006 tepat pada hari kematian kakak ku. Kami menentukan hari tersebut agar kakak ku yang ada disana juga bisa merasakan kebahagiaan yang kini ku rasakan bersama Rika.

          Tiba dihari yang telah dinanti-nanti yaitu 01 April 2006 hari pernikahan kami. Aku begitu gugup mengucap kalimat pernikahan. Tapi Alhamdulillah lancer tak ada kesalahan sama sekali. Aku sangat merasakan kehadiran kakak ku dalam pesta pernikanku ini. Begitu lengkap dalam keluarga ku,meskipun dalam kenyataannya kurang. Kami berdua sangat bahagia dengan pernikahan ini. Begitupun teman-temanku yang lainnya,Alhamdulillah mereka sudah mengikhlaskan Rika untuk jadi istri syahku. Mereka begitu ikhlas menerima kenyataan,meskipun pada awalnya sempat terjadi perkelahian antara aku dan teman-teman ku yang tak setuju dengan pernikahan kami. Namun,lambat laun mereka menyadari bahwa cinta itu tak bisa di paksakan. Dan apabila jodoh itu sudah ada di tangan Allah.

          Selang beberapa bulan dari pernikahan kami,Alhamdulillah dengan restu Allah kami di karuniai putra dan putri kembar. Lahir secara normal meskipun sempat terjadi pendarahan yang di alami istriku. Syukur Alhamdulillah bayi dan juga istriku selamat. Kini kami telah menjadi keluarga yang lengkap. Kami berjanji untuk selalu menjadi keluarga yang utuh dan keluarga yang adil dalam mendididk anak kami. Putra pertamaku wajahnya mirip dengan almarhum kakak ku,sedangkan putriku mirip dengan ibunya,dengan wajah yang suci nan tentram seperti ibundanya.

          Bahwasannya dengan diawali hubungan yang suci dan tak melanggar aturan Allah kita kan mendapatkan hasil yang sungguh luar biasa indahnya. Sebab cinta yang diawali dengan kesucian akan terlahir benih yang suci pula. Namun jika hubungan sudah diawali dengan perbuatan maksiat akan berujung dengan kemaksiatan pula. Allah itu Maha Tahu dan Maha Adil dalam setiap perbutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar